Sadarkah sahabat bahwa saat ini semua kebutuhan dilakukan melalui digital, mulai dari belajar , belanja, masak, cari cuan, semua dapat dilakukan dengan digital, tetapi disamping itu banyak juga berita-berita yang sering masuk dalam group chat, baik berita yang benar, maupun berita hoax. Akhirnya dalam grouppun selalu berkoar untuk tidak asal share, jika mendapat berita maka literasi digital sangat penting dipahami.
Seharusnya sahabat sebagai penerima berita perlu membaca secara detail kebenaran dan keakuratan dari berita tersebut sebelum meneruskan kepada orang lain, sehingga literasi digital sangat penting dipahami agar sahabat dapat memberikan manfaat dalam menyampaikan berita. Seringkali hal yang menurut sahabat sepele dampaknya akan panjang di kemudian hari.
Apabila sahabat posting sesuatu di dunia digital, media sosial, berarti sahabat telah menyetor kepada semesta. Apapun yang sahabat setor ke dunia digital atau dunia maya , selamanya tidak akan pernah sahabat tarik kembali, sekalipun postingan itu telah dihapus, karena ingatan orang akan selalu ada.
Sehingga jika sahabat ingin memposting sesuatu ke dunia maya, harus sudah ada kurasi dari dalam diri sendiri, dampak baik buruknya dikemudian hari, sehingga yang diposting merupakan konten hasil produksi yang bermanfaat.
Pengertian literasi digital
Literasi digital merupakan pemahaman penggunaan platform , pemahaman juga bagaimana informasi sampai kepada sahabat. Literasi digital intinya adalah pengetahuan dan kemampuan menggunakan media digital,alat-alat komunikasi atau jaringan untuk dapat mencari, menemukan, menggunakan, mengevaluasi,membuat informasi dan menyebarluaskan kembali informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan menggunakan media digital.
Literasi digital merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh pengguna internet, sehingga dapat memanfaatkannya secara sehat,bijak,cerdas,cermat,tepat dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi digital merupakan respons terhadap perkembangan teknologi dalam menggunakan media untuk mendukung masyarakat memiliki kemampuan membaca serta meningkatkan keinginan masyarakat untuk membaca.
Rendahnya minat baca di Indonesia
Indonesia mendapat urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Rendahnya minat baca di Indonesia rendah, sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca! menurut UNESCO.
Jika dilihat penduduk Indonesia yang memiliki gadget sekitar 100 juta atau urutan kelima terbanyak kepemilikan gadget dunia dan pengguna aktif terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika, menurut lembaga riset digital marketing Emarketer.
Ironisnya, orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. Tidak heran dalam hal kecerewetan di media sosial, juara deh. Salah satu yang menakjubkan, warga Jakarta tercatat paling cerewet menuangkan segala bentuk unek-unek.
Bayangkan saja, punya ilmu minimalis, malas baca buku, tapi sangat suka menatap layar gadget berjam-jam, ditambah paling cerewet di media sosial pula. Jangan heran jika Indonesia jadi sasaran empuk untuk info provokasi, hoax, dan fitnah. Kecepatan jari untuk langsung like dan share bahkan melebihi kecepatan otaknya. Padahal informasinya belum tentu benar, provokasi dan memecah belah NKRI.
Literasi digital sangat penting dipahami dan digaungkan
Lewat gadget memang banyak informasi fakta yang beredar. Sayangnya informasi yang didapatkan juga bukan berasal dari media yang bisa dipercaya, melainkan dari media sosial yang lebih banyak dipenuhi oleh opini, bukan fakta. Bahkan sebaliknya, lebih percaya dengan portal-portal fake news dan akun-akun penyebar hoax itu.
Ada cara yang efektif, yaitu dengan membangun literasi digital dan menjembatani polarisasi itu. Selain itu sahabat juga harus melakukan kroscek untuk mencari, melaporkan atau bertanya tentang kemungkinan informasi hoax yang menyesatkan, sehingga sahabat bisa mengirimkan laporan atau pertanyaan tentang kemungkinan hoax dari situs berita dan sosial media tersebut.
Membangun literasi digital mulai dari diri sendiri
Lewat gadget memang banyak informasi fakta yang beredar. Sayangnya informasi yang didapatkan juga bukan berasal dari media yang bisa dipercaya, melainkan dari media sosial yang lebih banyak dipenuhi oleh opini, bukan fakta. Bahkan sebaliknya, malah percaya dengan portal-portal fake news dan akun-akun penyebar hoax itu.
Untuk tidak terjebak dalam hal semacam itu, biasanya aku melakukan detox internet, dimana harus menjauhi dari berita hoax tersebut dengan cara menavigasi diri dengan memiliki kawan yang satu frekwensi , dimana jika mendapat berita harus dikonfirmasi ulang, apakah benar atau tidak.
Memberikan edukasi kepada sekeliling lingkungan kita terutama dari group WA keluarga, sekolah, kawan kerja, jika mendapat berita yang hoax maka lakukan pemberitahuan secara personal kepada peneriman berita dengan memberikan fakta, sehingga jika mendapat berita hoax seperti itu kembali, maka sudah teredukasi bahwa berita tersebut tidak benar.
Memberikan berita yang bermanfaat, sehingga menjadi suatu kebaikan jika dilakukan dari diri sendiri , dan jika ingin memposting sesuatu harus dikurasi terlebih dahulu, apakah ini ada manfaat atau kebaikan, jika ini dirasa akan berakibat buruk dikemudian hari, maka untuk lebih menahan diri agar tidak melakukan posting.
Cara Menulis di blog merupakan bentuk literasi digital
Walaupun belum lama aku terjun di dunia menulis, ingin sekali memberikan sesuatu yang bermanfaat di blog bagi pembaca, walaupun blog itu sifatnya personal tetapi harus memperhatikan cara agar pembaca dapat mengerti apa yang aku tuangkan dalam artikel blog ini, diperlukan tata bahasa yang baik sehingga dapat mudah dipahami, enak dibaca.
Ahamdulillah, pada tanggal 11 Januari 2021 seperti lagu Gigi, hari ini merupakan kesempatan aku belajar bersama kawan-kawan di Kelas Growth Blogger (KGB) , untuk meningkatkan skill dan diri sehingga jangan pernah puas untuk belajar, karena hidup ini adalah aktivitas belajar seperti yang disampaikan coach Irwin Ardiyanto.
Materi pertama adalah teknik menulis dan editing , dimana dalam proses menulis ada beberapa poin yang harus diperhatikan menurut coach Gemaulani sebagai pemateri pertama ini yang mempunyai segudang prestasi sebagai kepala editor yang setiap editannya Zero Mistake, aktif mengawal berbagai campaign , membuat buku solo dan membuat buku antologi. Poin yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
- Menentukan jenis tulisan terdapat 3 jenis tulisan yang dapat sahabat pilih dalam menulis yaitu deskripsi, narasi dan story telling.
- Membuat outline ini sangat diperlukan agar pembahasan tidak merembet panjang lebar ke mana-mana
- Jumlah kalimat dalam 1 paragraf dimaksimalkan dalam menulis di blog yaitu panjang paragraf tidak melebihi 5 baris.
- Penulisan huruf kapital. ini dapat sahabat cek di PUEBI
- Penulisan partikel, kata ganti, kata depan, kata turunan , terdapat 12 kata berpartikel yang dapat disambung penulisannya.
- Kata hubung ditulis dengan menggunakan huruf kecil saat diletakkan pada judul ,maupun sub judul
- Penulisan singkatan ditulis dengan kepanjangan terlebih dahulu baru singkatannya yang berada dalam kurung
- Peletakan dan penggunaan tanda baca
Setelah melakukan 8 poin tersebut, maka sahabat dapat melanjutkan dengan melakukan editing atas penulisan.
Kesimpulan
Literasi digital sangat penting dipahami , maka mulailah untuk membangun kebaikan dari diri sendiri , apa yang diberikan digital akan terekam jejaknya selamanya, jadi berikan kebaikan dan hal yang bermanfaat untuk membangun bangsa.
Cari cara untuk membangun detox internet dengan menjauh dari berita hoax, navigasikan diri dalam ekosistem digital agar hidup dalam era digital ini selalu sehat dan bersih, ya kan. Nah, kalau sahabat punya cerita apa mengenai literasi digital?
MInat baca di sekitar kita memang rendah, itu kuakui mba. Lha gimana, di grup WhatsApp keluarga trah (yang isinya ratusan), yang muda musti bolak balik ngasih pengertian bahwa suatu info itu hoax.
Minat baca buku di Indonesia memang rendah, ya kak. Kemudian diperparah dengan masifnya dunia digital menembus hingga ke kampung2. Akhirnya literasi digital mereka juga lemah. Semoga kita bisa menyadarkan lingkungan sendiri agar gak terjebak pada hoax dan sejenisnya ya.
Wah mantap ilmu di kgb 2 ini ya mbak. Lebiih mendalam apalagi harus buat outline juga ketika mau menulis ya
Saya mengakui bahwa minat baca kurang tp itu d karenakan mata saya yg sering lelah.
Makanya saya hanya membaca artikel2 pendek,klo sdh panjang2 gak sanggup bacanya. Jadi lebih suka dlm bentuk audio visual.
Tuk berita2 yg sering saya dpt d grup2 wa, gak pernah sama sekali saya share kembali, jawabannya krn males ajaa…hehhehe
Alhamdulillah dgn saya baca artikel ini,jadi nambah ilmu tentang apa itu literasi digital. Syukron mba
Kurang minat baca di Indonesia memang kurang. Menurut saya mungkin karena orang Indonesia lebih suka membaca sesuatu yg menarik dari luarnya dahulu, mungkin klo buku2 ataupun konten bacaan di Kemas lebih menarik dpt meningkatkan minat baca di indo
Belajar tidak ada batas waktunya, apalagi belajar literasi digital, sebab sekarang era digital jadi penting untuk tahu dan belajar banyak hal ya mbak
Wah…iyaya ada 3 jenis tulisan. Aku selama ini nulis ya nulis aja. Beneran deh, blogger tuh antara lain meningkatkan literasi digital masyarakat juga dengan menulis konten yang informatif dan bermanfaat.
Semangaaat…
Sebel banget emang kalau udah nyebar-nyebar berita hoaks. Di grup WA tuh sering banget. Pernah saya ingatkan dan kasih fakta kalau berita palsu, eh, beberapa Minggu kemudian ada lagi hoaks-nya disebar di grup WA oleh orang yang sama. Ampuuun deh. Katanya langsung forward aja dari grup sebelah. Huftt… Emang perlu banget ya mbak literasi digital ini.
Waahhh
Luar biasa. Kini aku tau cara menulis artikel yang baik gimana dan harus banyak baca
Topppppppp
Setuju, memang harus dikonfirmasi ulang sebelum melakukan forward suatu berita, bagaimanapun apa yang kita share menjadi tanggung jawab kita juga
Memang literasi digital sangat penting dipahami agar masyarakat Indonesia tidak gampang menerima suatu berita
secara mentah , harus mencari sumber dari yang terpercaya. Semoga bermanfaat ilmunya
Wah mantap nih ikut kelas growth Blogger ya mas irwin, so lucky.
Soal literasi digital memang ya harus punya filter sendiri. Detox medsos salah satunya. Dulu aku sering detox medsos, tapi karena job lama lama kaya kebal aja dan muncul filternya otomatis. Hehe
Btw apa bedanya ya antara narasi dan story telling?
Percaya atau tidak … pandemi Covid19 telah memaksa kita semua untuk melek digital
tetapi memang literasi digital ini harus digaungkan agar masyarakat mengerti bagaimana
berita yang valid dengan yang hoax.
Bagus juga ya, pengaruh dari literasi digital ini. Kita jadi tau cara detox dari informasi hoax bagaimana. Karena media berita hoax semakin kreatif dan meresahkan.
Berdasarkan data dunia memang Indonesia termasuk katagori peminat baca yang rendah. Padahal di Indonesia ini seharusnya memiliki minat baca yang tinggi karena banyak sekali website yang bisa diakses secara gratis untuk dibaca dan informasinya pun sangat bermanfaat
Menurut aku memang kita harus bijak ga boleh sembarangan meneruskan berita yg belum tentu kebenarannya, literasi digital bisa menjadi cara untuk memfilter berita2 tersebut. Jadi pengen tau lebih dalam ttg literasi digital, soalnya berita apapun itu di masa skarang jadi konsumsi publik yg kadang dimanfaatkan oleh oknum yg kurang bertanggungjawab. Semoga masyarakat bisa melek dan sadar ttg literasi digital ini.
Literasi digital tak hanya soal blog tapi bagaimana caranya kita menyampaikan bahwa penting sekali literasi digital…
Literasi mencakup mengerti apa yang dibaca juga. Bukan hanya sekadar membaca. Kalau mengerti apa yang dibaca mungkin berita hoax akan terhindar.
Buat detox dari racun2 medsos, Aku biasanya dalam sebulan ambil beberapa hari untuk menjauh dari medsos. Biar tetep waras dan nggak mudah oleng hehe.
Nah…
Apabila sahabat posting sesuatu di dunia digital, media sosial, berarti sahabat telah menyetor kepada semesta.
Ini harus kita semua pahami ya. Kalau saya bilang. Ibarat kita teriak2 depan rumah pakai toa. Gak boleh ngasal.
Bener deh. Jejak digital itu gak bisa diremehin. Dengan paham etika di dunia maya dan literasi digital yg baik maka kita akan meninggalkan kesan yg positif
benar kak , dengan memberikan literasi digital melalui dunia maya tentang hal yang positif
sebagai ajang edukasi juga kak
sungguh sangat kuakui minat baca di Indonesia amat sangat rendah.
hal ini bisa dilihat dengan banyaknya warga Indonesia yang lebih memilih menunggu mendapatkan info dari orang sekitar dibanding mencari beritanya sendiri .
oleh karena itu penting bagi kita untuk membaca dan mengajarkan minat baca disekitaran kita.
Kok ngeri ya Kak baca bagian yang masyarakat Jakarta itu. Ini pentibg sekali ya buat kita lebih hati-hati jika akan share informasi apa pun.
Pengetahuan tentang literasi digital memang penting terutama pd saat era digital sekarang cuma masalahnya mampukah meng edukasi setiap pengguna untuk mengetahui apa itu literasi digital???
Noted kak, ternyata cara menulis di blog sedetail itu ya kak? Ingat blogku yang amburadul itu, terima kasih tips, info nya juga kak sangat bermanfaat sekali. Apalagi yang puebi itu rasa dijitak kepalaku untuk terus belajar baik agar menjadi blogger keren kaya kakak inna
Aku juga penulis newbie di dunia digital dan baru paham tips menulis yang baik. Dan untuk mengikis detox konten kita harus meningkatkan kesadaran literasi
Apa-apa sekarang serba digital. kalau tidak dibekali literasi digital yang baik, mudah untuk menerima berita mentah-mentah.
Di era digital seperti sekarang ini memang perlu banget literasi digital,
untuk memfilter apa yang kita terima tidak mentah-mentah diterima,terlebih dahulu dikroscek
kepada sumber yang valid.
Oh iya semangat kak belajar di Kelas Growth Blogger… Nanti ilmunya sharing ke Clara yah kak.. 🙏🏻😊
Memang literasi digital saat ini harus benar diperhatikan, karena banyak sekali sekarang berita yang tidak terpercaya sehingga membuat bingung
Sosmed ya gitu kadang bikin silaturahmi terjadi tapi bisa sebaliknya silaturahmi buyar hanya gara-gara penyebar hoax
Benar sekali kak, sehingga kitanya perlu memfilter berita yang masuk
Kayaknya, harus lebih mengedukasi saudara dulu, soalnya.. kebanyakan saudara saya tinggal di desa yang bahkan anak balitanya udah dikasih smartphone sendiri, sedih kadang. Selalu ngingetin lewat grup keluarga untuk mengontrolnya, tapi namanya orang desa, belum paham betul gimana bahayanya internet dan tentu aja smartphone buat kesehatan anak-anak mereka. Mulai dari diri sendiri, betul sekali.
Kecerdasan berliterasi terutama literasi digital pasa saat sekarang ini sangat diperlukan.
Saya sering ngomel sama anak-anak murid saya karena ketidakcerdasannya menulis pesan di wag. Kadang nulis pakai huruf kapital semua atau nulis dengan tanda baca yang banyak, kan kesal.
Tapi begitulah. Kita harus sabar dan terus berjuang agar generasi bangsa ini makin maju literasinya.
Ngomong-ngomong, saya jadi tertarik belajar juga nih di KGB.
Edukasi digital itu emang harus dari diri sendiri, setuju sama mba Mei nih~ dan tipsnya untuk menavigasi diri keren bgt mba aku contek dan coba praktekkan yaa. Selama ini nggak terpikirkan ><
Kalau ngga diri kita yang menavigasi bisa gila loh wkwkww
Setuju bgt nih sm ka ina,literasi digital emg hrs dipahami.kita jg hrs rajin baca &belajar jg sih utk nambah pengetahuan,wawasan & update mengikuti perkembangan jaman.tp dsamping tu kita jg hrs pinter2 utk memfilter stiap berita yg kita baca&kita share.nah ini nih,literasi digital bisa dijadikan cara utk memfilter berita2 tsb.
Literasi digital emg hrs dipahami.kita jg hrs rajin baca &belajar jg sih utk nambah pengetahuan,wawasan & update mengikuti perkembangan jaman.tp dsamping tu kita jg hrs pinter2 utk memfilter stiap berita yg kita baca&kita share.nah ini nih,literasi digital bisa dijadikan cara utk memfilter berita2 tsb.
Penting banget memperhatikan cara menyampaikan informasi ya mbak. Membuat tulisan makin berkualitas dan nyaman dibaca, bagus banget materi kak Gemaulani:)
Literasi digital penting ya dilakukan semua orang terkait penggunaan gadget yang sudah sangat merata. Jangan sampai kecanggihan teknologi digital malah membuat tatanan kehidupan manusia jadi kacau ya ..makanya penting banget banyak membaca supaya semua tindakan dan keputusan kita terukur
Sejak banyaknya video youtube yang lebih menarik aku lebih pilih youtube dibandingkan baca. Apalagi kalau butuh tutorial sesuatu, tinggal cari aja di youtube. Jadi kerasa udah lebih jarang baca buku.
Benar sekali kak, sekarang orang kebanyak seneng liat visual yang gampang dicontoh.
Setuju Mpok Lina, terkait literatur digital sangat mendorong minat gemar membaca bagi semua lapisan sehingga gak gagal paham serta mencerdaskan pola pikir yg baik…Juga ide yg kreatiaf dan inovatif
Benar sekali pak literasi digital memang harus digaungkan sehingga pola pikirnya juga gak gampang
termakan berita hoax.