Kemeriahan Drumblek Kampung Ragam Warna Mranggen Kaliwungu 2019 merupakan acara tahunan yang diselenggarakan mulai tahun 2018, ini merupakan tahun ke 2. Acara yang diselenggarakan tanggal 26-27 Oktober 2019 sangat meriah dan seru, beberapa acara di lakukan seperti workshop, lomba lukis payung dan lomba Drumblek . Saya beruntung termasuk dalam daftar yang terpilih datang dan melihat langsung ke acara ini, karena saya penasaran dan ingin tahu apa yang dimaksud Drumblek.
Kaliwungu sendiri dahulu merupakan kabupaten lalu pindah ke Kendal, dimana daerah Kaliwungu terdapat banyak makam para wali dengan pondok pesantren yang paling besar yaitu 26 pondok pesantren dengan jumlah santri 600, sehingga setiap tahun dari berbagai penjuru datang dan mewarnai daerah Kaliwungu. Kesan Pertama yang terlihat adalah perkampungan yang penuh warna dan bersih ditambah dengan keramahan warganya.
Kesenian Drumblek merupakan salah satu kesenian tradisional yang ada di kabupaten Kendal. Kesenian ini seperti marchingband tetapi menggunakan drum kaleng (blek) yang dipukul. Kesenian rakyat ini masih eksis di Kaliwungu ditengah zaman yang modern ini. Biasanya Drumblek ini digunakan untuk membangunkan sahur pada bulan Ramadhan.
Drumblek Dandang bekas
Doc. PribadiDrumblek Rantang bekas
Doc.Pribadi
Festival Drumblek Kampung Ragam Warna menampilkan beberapa macam aktivitas seperti :
- Workshop pembuatan makanan tradisional khas Kaliwungu SUMPIL.
SUMPIL kepanjangan dari Sumelehno Urupmu Marah Pangeran Inkang Langgeng artinya Letakkanlah hidupmu pada Tuhan yang Abadi/ berserahlah diri kamu sepenuh hati terhadapTuhan Yang Maha Abadi. Makanan Sumpil merupakan ciri khas kaliwungu terbuat dari beras seperti lontong dibungkus dengan daun bambu dilipat berbentuk segitiga dan bertahan 3 hari dimakan dengan sambal kelapa seperti bumbu urap namanya sambel docang.
Kemeriahan Festival Drumblek Kampung Ragam Warna Mranggen Kaliwungu 2019
Makanan sumpil ini terdapat filsafat dari bentuknya yang segitiga itu adalah Hambumminallah (hubungan dengan yang Kuasa Allah SWT), Hambumminaas ( Hubungan dengan Manusia) dan Hambumminalyaqin (hubungan dengan Alam) sehingga keseimbangan. fislafat dari wali yang dibawa oleh para wali Daun bambu serba guna akar bambu,daun dapat digunakan dan ditusuk dengan lidi dikunci hatinya.
Hari Pertama
- Workshop Lukisan SMOCK.
SMOCK kepanjangan dari Seni MOdel Cah Kaliwungu, Remas dalam bahasa inggrisnya. merupakan lukisan yang terbuat dari bahan bekas perca/kain yang ditempel dengan menggunakan lem pox merah dengan dibantu pinset dan meggunakan kain kassa. Bahan perca/kain yang tidak dipakai tidak langsung dibuang tetapi bisa dijadikan sesuatu keindahan dan menghasilkan kembali, disamping itu dapat mengurangi limbah sampah.
- Workshop lukisan kartun .
Di kampung ragam warna mranggen Kaliwungu merupakan gudangnya para seniman yang dapat melukis sehingga banyak terdapat mural yang dilukis pada tembok jalan maupun rumah-rumah, sehingga dengan adanya lukisan mural dapat menambah semarak warna kampung Mranggen Kaliwungu
- Workshop Lukisan AMPAS KOPI
Diperkenalkan oleh kak Andri Himawan nama pelukisnya. Jadi kalau suka kopi ampasnya dibuat melukis dan hasilnya bisa jadi cuan dehh alias dapat duit. Untuk membuat lukisan dari ampas kopi ini ternyata tidak semua ampas kopi dapat dijadikan lukisan, hanya menggunakan ampas kopi yang halus yaitu kopi CT. Bahan lain yang digunakan seperti kertas kanvas watercolour,kuas kecil, pisau palet,pernish dan tisu.
- Lukisan Payung.
Belajar melukis diatas payung kecil seperti payung jepang , bahan yang digunakan payung kecil, cat, dan kuas.
SUMPIL
Doc.PribadiSMOCK
Doc. PribadiLukis Payung
Doc.PribadiLukisan Ampas Kopi
Doc. Pribadi
Sebelum acara pembukaan ditampilkan Group Rebana Al Badar dipadukan dengan tarian Sufi. Pada malam hari dilanjutkan dengan pembukaan festival dengan pemukulan Gong yang dihadiri oleh Direktur Pacific paint Indonesia Bapak Suryanto Tjokrosantoso, Insprirator Bapak Yoga dan Ibu Wiwik, Bupati Ibu Dr.Mirna Annisa, Mantan Bapak Camat Bpk. Dwi Cahyono dan Ibu Dwi Nunung , Lurah dari tangerang, Lurah dari Kudus, dan para blogger, vlogger, fotographer serta para peserta yang ikut meramaikan acara ini baik dari daerah jawa tengah sendiri, Jakarta bahkan ada Orang Belanda yang ikut melihat kemeriahan acara ini.
Dilanjutkan dengan performance dari adik-adik kelas 5 SD yang tergabung dalam Group Rebana Senada, tarian dari group Mellow, serta diramaikan pula dengan kehadiran dari Group Band Daun Bambu.
Rebana Al-Badar dan tari Sufi
Doc. PribadiGroup Rebana Senada Group Tari Mellow Para undangan pembukaan Festival
Doc. PribadiBand ” Daun Bambu”
Doc. Pribadi
Hari Kedua
Keesokan harinya ditampilkan parade Drumblek dari berbagai penjuru jawa tengah yang mengikuti perlombaan ini . Festival drumblek ini diikuti oleh 10 peserta dari beberapa kabupaten / kota yaitu Kendal, Semarang dan Salatiga. Seperti yang dikatakan oleh Direktur PacificPaint Bapak Suyanto Tjokrosantosa, pihaknya memberikan program CSR dan melihat bahwa acara ini lebih meriah, lebih berwarna dibandingkan tahun lalu seperti acara skala International karena dari berbagai penjuru menyaksikan acara ini,kampungnya juga makin bersih.
Performance peserta lomba Drumblek
Doc. PribadiPerformance peserta lomba Drumblek
Doc. Pribadi
Kegiatan Festival Drumblek Kampung Ragam Warna yang menggandeng seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat yang bergerak di bidang pariwisata, kuliner dan seluruh mikro kecil,menengah dan produk unggulan kabupaten. Bagi para partisipan, acara festival Drumblek Kampung Ragam Warna Mranggen Kaliwungu Jawa Tengah 2019 diharapkan menjadi pengalaman dan motivasi untuk lebih meningkatkan potensi berkarya.
Kemeriahan Festival Drumblek Kampung Ragam Warna Mranggen Kaliwungu 2019
Dalam mempromosikan kekayaan budaya dan pariwisata Kampung Mranggen Kaliwungu di masa akan datang. Semoga dapat terus konsisten dalam membangun pariwisata , serta terus melestarikan kultur dan budaya kampung Mranggen kedepannya. Kegiatan ini guna menunjukkan bahwa ada daerah kecil dan unggul untuk menjadi potensi wisata.
Doc. Pribadi
Acara ini diadakan untuk memajukan daerah dengan mengutamakan potensi ekonomi kreatif dan usaha kecil. Sektor wisata menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan perekonomian warga ucap Bupati Kendal Ibu Dr. Mirna Annisa. Semoga kedepannya dapat lebih maju dan lebih menginspirasi lagi bagi semua kampung yang ada diseluruh penjuru Indonesia.
oh namanya drumblek toh mbak di kendal.. di kebumen apa ya namanya,,, ada juga kok begini tapi namanya bedaa 😀 lupaaa
oh di kebumen ada juga ya kalau di jakarta namanya marching band kak
Aku udah lama pengen nyobain melukis payung atau kipas, tapi belum kesampaian. Hihihi. Wisata budaya kayak gini paling menarik wisman nih. Semoga eventnya semakin menarik dari tahun ke tahun ya.
iya bener lestarikan budaya negeri tercinta dan payung ini udah dibawa sampai moscow loh
oh namanya drumblek toh mbak di kendal.. di kebumen apa ya namanya,,, ada juga kok begini tapi namanya bedaa 😀 lupaaaa
iya kak seru dan meriah barang bekas digunakan bisa jadi drum
Wah seru-seru ya acara nya, AQ suka yg menghias payung. Acara seperti ini perlu di giatkan lg d daerah2 ya, menyesuaikan saat dan tradisi masing2 daerah.
iya seru sekali dan lukisan payungnya udah sampai ke moscow keren kan buatan Warga kaliwungu yang kreatif