Jika sahabat mendengar atau menerima kabar, bahwa ada salah satu sahabat atau kerabat mengalami penyakit HIV dan AIDS pasti banyak yang menjauhkan , mengkucilkan dan tidak mau beradaptasi dengan penderita, karena sudah ada stigma bahwa itu merupakan penyakit menular dan penyakit kutukan. Bagaimana penderita dapat menjalani hidup dengan optimis jika di lingkungan terdekat saja sudah dapat stigma seperti itu. Yuks, baiknya sahabat memahami penyakit HIV dan AIDS bukan penyakit kutukan. HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Sejarah yang perlu diketahui tentang HIV dan AIDS
Menurut Prof. Dr.dr. Samsuridjal Djauzi , SpPD-KAI ( Anggota Badan Pembina YKIS) pada live youtube Berita KBR tanggal 16 Desember 2021 jam 9-10 mengatakan bahwa pada awal permulaan ditemukannya penyakit HIVdan AIDS adalah inisiatif dari masyarakat , lembaga swadaya masyarakat dimana ketika terjadi HIV dan AIDS itu pada tahun 1986, banyak bermunculan lembaga swadaya masyarakat untuk memberikan dukungan dan penyuluhan penanggulangan penyakit HIV dan AIDS serta pencegahan terhadap penyakit HIV dan AIDS ini.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Penderita penyakit HIV yang sudah berada pada stadium berat, maka perkiraan usia hidupnya sekitar 6 bulan atau paling lama hanya 1 tahun. Sehingga banyak negara yang tidak mempunyai obat Anti Retro Viral (ARV) seperti di Thailand, Indonesia, Afrika maka upaya yang dilakukan adalah menyediakan rumah penampungan, karena anggota keluarga amat takut dan tidak mengerti bagaimana merawat penderita penyakit HIV dan AIDS , jika tidak ada obat maka penderita akan segera meninggal .

Cara penularan penyakit HIVdan AIDS
Tingkat kesadaran masyarakat di Indonesia masih sangat rendah, karena kurang paham terhadap penyakit HIV dan AIDS sehingga timbul kejadian stigmanisasi. . Virus ini menular jika ada orang yang menjadi sumber penularan siapapun dia, itulah yang mmbutuhkan waktu untuk dipahami oleh masyarakat , terkait dengan efektivitas.
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS yang terdeteksi pada priode Januari – Maret 2021 sebanyak 9.327, terdiri atas 7.650 HIV dan 1.677 AIDS yang dilaporkan 498 kabupaten dan kota dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada beberpa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan seperti :
- Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman
- Menggunakan jarum suntik bersama-sama
- Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup
- Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
Lakukan konsultasi ke dokter bila sahabat menduga telah terpapar HIV dan AIDS melalui cara-cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu setelahnya.
Gejala HIV dan AIDS
Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.
Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak.
Cara menghadapi terkena HIV dan AIDS
Stigma diskriminasi masih selalu ditemukan, seperti yang dijelaskan Mba Asti Septiana salah satu ODHIV menata hati, terbuka dengan keluarga dan dapat dukungan keluarga serta tetangga dan masyarakat lingkungan sekitarnya yang baik-baik saja . Hal pertama itu self stigma dulu, dimana Mba Asti terkena HIV AIDS itu karena tertular dari suami, yang pernah memakai narkoba dengan suntik putau, sampai sekarang masih tetap sehat sampai, tetap dapat hidup dan merawat suami dengan menerima keadaan seperti itu ke dalam diri sendiri. Maka cara menghadapi terkena HIV dan AIDS seperti :
- Mengungkapkan diri dan terbuka mengenai terkenanya HIV dan AIDS sehingga tidak lagi merasa sendirian dalam menjalani hidup dengan HIV dan AIDS dimulai dengan orang terdekat dan yang paling dipercaya terlebih dahulu, misalnya pasangan atau keluarga, sehingga jika mendapat dukungan ini membuat penderita penyakit HIV dan AIDS lebih percaya diri
- Ketahui alasan kuat kenapa perlu memberi tahu situasi ini kepada orang tersebut.
- Bersiaplah untuk menghadapi reaksi terburuk yang mungkin akan diterima.
- Lengkapi diri dengan informasi mendalam tentang HIV, karena orang yang diberi tahu mungkin akan menanyakan beberapa hal mengenai penyakit ini.
- Jika memutuskan untuk bicara kepada tempat sahabat bekerja, sertakan surat keterangan dokter dan informasikan apakah kondisi yang diderita akan memengaruhi pekerjaan atau tidak.
- Memperoleh akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan lebih mudah
- Turut berkontribusi dalam mencegah penularan virus HIV ke orang lain, terutama pasangan
- Penderita penyakit HIV dan AIDS bisa bergabung dengan berbagai komunitas, misalnya Komunitas AIDS Indonesia dan menemukan lembaga yang memberikan tes dan pelayanan bagi ODHA di kota tempat tinggal . Hal ini sangat penting untuk menjaga kesehatan mental.
Cara pencegahan penyakit HIV dan AIDS
Sebelum pemerintah mempunyai program dan kebijakan, di lingkungan masyarakat sudah tumbuh rasa ingin membantu kepada para penderita karena obat Anti Retro Viral (ARV) sulit ditemukan, jika ada harga obatnya sangat mahal. Harganya 1.000 dollar setara dengan 14 juta rupiah. Maka pada tahun 1997 kemudian Indonesia dan negara lainnya terutama negara yang tidak kaya meminta kepada WHO dan lembaga lainnya agar disediakan obat Anti Retro Viral (ARV) yang murah dan terjangkau.
Akhirnya lembaga FK UI berangkat ke India membawa uang sebesar 1.000 dollar untuk membeli obat Anti Retro Viral (ARV) untuk 30 orang, dimana pada saat itu, obat tersebut dibawa ke Indonesia dengan izin dari badan POM dan kementrian kesehatan sehingga pada tahun 2002 Indonesia sudah mulai menggunakan obat ARV, sedangkan WHO pada tahun 2005 baru melancarkan program 3 juta orang, dimana akan mendapatkan obat ARV di seluruh dunia, sehingga Indonesia sudah mulai program tersebut terlebih dahulu.
Terapi Anti Retro Viral (ARV) berarti mengobati infeksi HIV dengan beberapa obat. Karena HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut sebagai obat Anti Retro Viral (ARV). ARV tidak membunuh virus namun ARV dapat melambatkan pertumbuhan virus sehingga tidak dapat berkembang biak , dan menjadi tidak terdeteksi, sehingga berakibat kepada kekebalan tubuh penderita HIV dan AIDS naik kembali dan dapat kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit HIVdan AIDS , berat badan bisa naik, dan dapat beraktifitas kembali. Dahulu ARV memang susah tapi sekarang Akses obat ARV mudah didapatkan.
Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan penularan HIV:
- Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
- Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
- Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, terutama bagi anak remaja
Masyarakat diharapkan sangat ikut andil dalam penanggulangan HIV karena memang HIV itu ada, dan penyakit HIV dan AIDS ini sudah lama ada di Indonesia . Masyarakat harus memahami penyakit HIV dan AIDS serta perbedaan keduanya dan mau mencari informasi yang akurat, tidak percaya pada mitos serta memahami cara penularannya, prinsip penularannya dan yang paling penting adalah pencegahannya agar masyarakat tahu bahwa ini dapat dicegah, diobati dan berharap semua masyarakat, setiap orang tidak menghubungkan HIV dengan moral seseorang, karena itu akan menjadi masalah di masa depan penderita penyakit HIV dan AIDS
Pada tahun 2005 pemerintah membuat program obat ARV yang mempunyai subsidi penuh artinya gratis, penderita penyakit HIV dan AIDS tidak perlu berbayar sampai saat ini, pemerintah masih konsisten program ARV gratis itu dilakukan
Hendaknya masyarakat memahami kalau terjadi stigma, sebenarnya yang melakukan stigma itu bukan orang jahat , dikarenakan tidak memahami apa itu HIV dan AIDS. Kunci dari melawan stigma ini adalah penyuluhan dan informasi yang benar dari penderita yang pernah mengalami penyakit HIV dan AIDS sehingga masyarakat dapat memahami seperti apa penderita yang mengalami terkena HIV dan AIDS dibandingkan dengan ceramah dokter yang mengatakan efektivitas ARV ini berapa puluh persen untuk penderita HIV dan AIDS.
Banyak relawan yang dulunya terkena HIV dan AIDS memberikan testimoni sehingga masyarakatpun akan menerima dan mendengar bahwa dengan minum obat ARV secara teratur akan menghambat pertumbuhan virus HIV dan AIDS, tetapi sekarang stigma itu sudah jarang sekali karena infomasi mengenai HIV dan AIDS sudah menyebar luas, bahwa dulu princess Diana salaman dengan penderita penyakit HIV dan AIDS. Sebelumnya hal seperti itu tidak boleh dilakukan, bahkan satu kampung saja harus pindah ke kampung lain .jika mempunyai penyakit HIV dan AIDS
Obat ini menghambat virus HIV, seperti kita tahu bahwa semua makhluk hidup itu ada masa hidupnya. Virus HIV itu ada beberapa hari virus tua akan mati dan virus muda dihambat, sehingga virusnya menjadi amat sedikit dan tidak terdeteksi,dan bisa melawan penyakit, gemuk kembali, produktif, bagi perempuan bisa melahirkan tanpa menularkan kepada suami atau anak bayinya dan sekarang ini ibu-ibu positif yang hamil, yang dulu anaknya lahir 30% anak terinfeksi, di banyak negara sudah tidak ada lagi. Bayi yang lahir dari ibu positif HIV disamping mengembalikan kekebalan tubuh jadi lebih sehat, buat orang yang minum dapat mencegah penularan kepada orang tidak boleh putus minum obatnya dulu 10 obat sekarang 1 obat bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan berkembang menjadi AIDS
Anggapan yang salah tentang penyebaran HIV, seperti mempercayai HIV bisa menular melalui kontak fisik atau berbagi peralatan makan. Penyakit HIV memang belum bisa disembuhkan. Namun, pengobatan HIV dengan obat Anti Retro Viral (ARV) dapat menekan jumlah virus HIV pada ODHA. Dengan terapi yang tepat, para ODHA bisa hidup normal dan produktif serta berisiko rendah menularkan HIV kepada pasangannya. Oleh karena itu, para ODHA tidak perlu lagi merasa putus asa meski harus menjalani hidup dengan penyakit HIV dan AIDS.
Semoga bermanfaat, salam sehat dan bahagia selalu

