Siapa sih yang nggak pengen punya anak, pasti semua wanita menginginkannya. Nah, setelah menikah dan punya anak berarti sudah siap dong menjadi orang tua, tapi apa yang terjadi setelah anaknya memasuki usia 2 tahun, banyak orang tua yang bingung, melihat anak yang tiba-tiba marah dan guling-gulingan di lantai. Apa sih yang terjadi ? padahal awalnya semua nampak baik-naik saja. Ternyata marah atau nangis dengan membanting barang dan memukul adalah bagian dari perkembangan anak usia 2 tahun yang harus diperhatikan orang tua , karena hal kecil saja mudah membuat anak usia 2 tahuh menjadi frustasi.
Perkembangan anak usia 2 tahun
Usia 2 tahun adalah masa bereksplorasi maka orang tua harus mengawasi karena usia ini adalah peniru yang ulung, apa yang dilihat akan ditiru. Untuk perkembangan anak usia 2 tahun yang paling mudah untuk diingat adalah :
- Anak sudah bisa berjalan sendiri tanpa dipegang
- Dapat melakukan motor kasar seperti jalan mundur , naik tangga dengan berdiri tidak dengan merangkak , berdiri , lari
- Memiliki ketrampilan motor halus seperti memegang dengan 2 jari, menggunakan sendok atau menyuap makanan sendiri
- Untuk bicara, harus sudah dapat mengucap 20 – 50 kata, biasanya mengucap 2 kata membentuk 1 kalimat seperti mau makan, minta susu.

Yang harus diperhatikan orang tua
Untuk sosialisasi di masa pandemi ini , maka orang tua harus memperhatikan bagaimana menggunakan bahasa pengertian menyuruh dengan satu instruksi seperti jangan ambil ini, atau kasih itu dengan cara:
- Pahami bahwa pada usia dini anak suka sekali mencoba berbagai hal baru
- Memberikan respon dan menjawab pertanyaan anak meskipun berulang kali ditanyakan
- Memberikan instruksi sederhana sekaligus mulai membangun rutinitas dan kebiasaan yang baik, seperti mari masukkan mainan ke dalam kotak berwarna biru
- Memastikan kebutuhan fisik dasar terpenuhi, seperti seperti waktu tidur istirahat makan dan kenyamanan berpakaian
Jika hal tersebut belum tercapai dalam perkembangan anak usia 2 tahun , yang harus diperhatikan orang tua adalah dengan langsung menanyakan kepada dokter anak untuk di evaluasi lebih jauh keterlambatan stimulasinya atau mungkin cara stimulasinya kurang tepat sehingga dapat diajarkan kembali dengan mencoba melatih anak berjalan di atas permukaan tanah, rumput dan tanpa alas kaki atau sepatu untuk menstimulasi sensorik . Telapak kaki, biarkan anak menapak dengan berbagai jenis alas, memperkenalkan alat tulis besar, bahasa harus 2 arah.
Untuk sosialisasi di masa pandemi ini , maka orang tua harus memperhatikan bagaimana menggunakan bahasa pengertian menyuruh dengan satu instruksi seperti jangan ambil ini, atau kasih itu .
Semoga bermanfaat, salam sehat dan bahagia selalu.
Anak suka ngulang pertanyaan untuk usia segini. Mereka ingin melihat respon kita. Selain usia emas, usia segini selain lagi lasak2nya n pengen tau ini itu, emak jg kudu punya sabar extra.