31 Desember 2025

Buku Tradisi Makan Siang Indonesia Khazanah Ragam Dan Penyajiannya

0 Shares

Kadang, kebahagiaan paling jujur datang dari sepiring nasi hangat dan ikan goreng di jam makan siang.Senangnya bisa menjadi penulis tradisi makan siang Indonesia: Khazanah ragam dan penyajiannya menjadi saah satu penulis yang mengabadikan tradisi makan siang Indonesia adalah sebuah kebahagiaan yang sulit dijelaskan dengan angka atau penghargaan. Ia hadir dalam bentuk yang sederhana. Aroma nasi  yang baru matang, suara minyak mendesis di wajan, sambal yang diulek dengan sabar dan waktu yang sejenak melambat di tengah hari. Makan siang Indonesia bukan sekedar jeda dari lapar, tetapi sebuah peristiwa budaya yang hidup, bernafas dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Identitas Buku

Judul              : Tradisi Makan Siang Indonesia : Khazanah Ragam dan Penyajiannya

Penulis           : 40 orang penulis

Editor             : Amanda Katili Niode, Ph.D

Penerbit         : CV. Diomedia

Halaman        : 482

Publisher       : Omar Niode Foundation

Bahasa           : Indonesia dan Inggris

ISBN              : 978-634-7208-12-5

Buku Tradisi Makan Siang Indonesia
Buku Tradisi Makan Siang Indonesia

Tradisi Makan Siang Indonesia : Khazanah Ragam dan Penyajiannya

Tahukah sahabat kalau tradisi makan siang itu bukan hanya sekadar untuk  mengisi perut, tapi syarat makna sosial, budaya dan spiritual yang mencerminkan kebersamaan. Identitas, syukur dan warisan budaya dimana berfungsi untuk mengikat keluarga, mengajarkan sopan santun, memperkuat ikatan sosial serta menjadi medium ekspresi budaya lokal dan ketahanan pangan. Buku Tradisi Makan Siang Indonesia merupakan kumpulan dari cerita-cerita kuliner yang memberikan pengalaman dan mengintegrasikan nutrisi,tradisi dan nilai-nilai luhur bangsa.

Indonesia adalah negeri yang kaya rasa. Setiap daerah memiliki tafsirnya sendiri tentang makan siang, dari sayur berkuah ringan hingga lauk berbumbu pekat, dari yang disajikan di daun pisang hingga di piring enamel sederhana. Sebagai penulis, berada di tengah khazanah ragam ini membuatku merasa seperti seorang pengarsip rasa, mencatat bukan hanya apa yang dimakan tetapi bagaimana dan mengapa ia dimakan.

Dalam buku Tradisi Makan Siang Indonesia, setiap bab adalah perjalanan. Ada bab yang bercerita tentang makan siang para petani di sawah, ada yang mengangkat kisah buruh pelabuhan, ada pula yang menyoroti makan siang rumahan yang senyap namun penuh makna. Hingga akhirnya, pada halaman 227 bab 20 aku berbagi satu pengalaman yang sangat personal dengan judul  nikmatnya makan siang dengan ikan kembung goreng sambal ijo.

Buku Tradisi Makan Siang Indonesia
Buku Tradisi Makan Siang Indonesia

 

Mengapa ikan kembung? Karena ia adalah ikan rakyat, mudah ditemukan, harganya bersahabat. rasanya kaya dan akrab dengan lidah banyak orang Indonesia. Ikan kembung tidak menuntut perlakukan yang berlebihan, digoreng sederhana dengan garam dan bawang putih saja, ia sudah mampu mengeluarkan rasa gurih alami yang jujur. Ketika kulitnya garing dan dagingnya tetap lembut, ia menjadi lauk makan siang yang sulit ditolak. Di bab 20 itu aku menuliskan bagaimana makan siang bukan hanya soal makanan tetapi juga suasana. Siang hari yang terik, keringat yang belum sepenuhnya kering dan tubuh yang lelah setelah bekerja lalu dstang sepiring nasi putih. Ikan kembng goreng sambal ijo yang masih hangat dengan aromanya yang sangat menggoda. Sambal ijo bukan sambal yang galak, ia menggoda pelan-pelan, pedasnya tidak menyerang tetapi mengajak.

Sambal ijo adalah simbol keseimbangan. Cabai hijau direbus, diulek kasar bersama bawang merah, bawang putih dan tomat hijau lalu ditumis ringan dengan minyak panas, tidak terburu-buru tidak pula berlebihan. Saat bertemu dengan ikan kembung goreng terjadi dialog rasa yaitu rasa gurih yang bertemu dengan pedas lembut, renyah bertemu juicy, panas bertemu segar. Disitulah makan siang berubah menjadi pengalaman.

Menuliskan pengalaman itu membuatku sadar bahwa makan siang Indonesia sangat kaya secara naratif. Setiap menu punya cerita sosial. Ikan kembung bisa berarti kedekatan dengan laut , sambal ijo bisa berarti pengaruh inangkabau , nasi putih bisa berarti ketergantungan sekaligus rasa syukur. Sebagai penulis tugasku bukan mengagungkan tetapi menghadirkan dengan jujur, apa adanya seperti yang disajikan di meja makan. Yang membuatku senang menjadi bagian dari penulisan tradisi makan siang ini adalah kesadaran bahwa aku sedang menulis tentang sesuatu yang sangat dekat dengan banyak orang. Hampir semua orang Indonesia punya kengan makan siang yang membekas , makan bersam keluarga, bekal sekolah, warteg langganan atau nasi bungkud di bawah pohon.Ketika pembaca menemukan ikan kembung goreng sambal ijo di halaman 227 ini mungkin mereka akan teringat rumah aau warung kecil d pinggir jalan atau seseorang yang dahulu memasakkan menu itu.

Makna yang terdapat dalam Buku Tradisi Makan Siang Indonesia : Khazanah Ragam dan Penyajiannya

Penyajian makan siang Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari nilai kebersamaan. Makan siang sering kali dimakan bersama meski hanya sebentar. Ada obrolan ringan,ada tawa, ada diam yang nyaman bahkan ketika makan sendirian, makanan yang familiar memberi rasa ditemani. Inilah kekatan tradisi, ka bekerja tanpa banyak kata. Aku merasa beruntung bisa menyelami detail-detail kecil ini. Dari cara ikan kembung dibersihkan, sambal diulekhingga nasi disendokkan. Semua itua dalah fragmen budaya. Jiak tidak dituliskan , ia bisa hilang tergantikan oleh kecepatan zaman. Menulis tentang makan siang adalah cara untuk memperlambat waktu, mengajak pembaca berhenti sejenak dan mengingat. Pada akhirnya senangnya menjadi bagian dari penulis tradisi makan siang Indonesia bukan karena menulis makanannya tetapi karena kebiasaan, kebutuhan dan kebahagiaan yang sangat sederhana dimana pada bab 20 halam 227 akan selalu menjadi pengingat bahwa kebahagiaan tidak selalu mahal. Tidal selalu rumit,dan sering kali hadir tepat di tengah hari di atas meja makan.

Oh iya, buku ini diikutsertakan dalam Gourmand World Cookbook Awards 2025 dan menjadi Best Book in the World.

Best Book in the World.
Best Book in the World.

Spesial terima kasih kuucapkan buat komunitas Food Blogger Indonesia yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menuliskan pengalaman makan siang di buku Tradisi Makan Siang Indonesia : Khazanah Ragam dan Penyajiannya dan ini merupakan antopologi pertama aku.

Semoga bermanfaat, salam sehat dan bahagia selalu.

0 Shares

marlinajourney

Assalamualaikum warrahmatullahi Wabarakatuh sahabat syurga, perkenalkan saya biasa diapanggil inna, yang suka menjelajah daerah orang lain untuk bertafakur alam sebagai ajang untuk mereflesikan diri dan bersyukur kepada Allah SWT. Terima kasih telah bertandang, Selamat datang di blog marlinajourney yang akan bercerita tentang setiap perjalanan yang dilakukan, dirasakan,dilihat sebagai dokumentasi untuk hari tua kelak dan mencoba keluar dari zona nyaman. Jangan segan untuk meninggalkan jejak yang berguna . Semoga bermanfaat Wassalamualaikum warrahmatullahi Wabarakatuh inna

View all posts by marlinajourney →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *